Relevansi Perjalanan Pendidikan Nasional
Pendidikan tidak dapat dilepaskan dari perjalanan sebuah bangsa. Keduanya saling memengaruhi. Kemajuan sebuah bangsa juga ditentukan dari kemajuan pendidikan yang dienyam rakyatnya. Demikian juga yang terjadi di Indonesia. Pendidikan di Indonesia juga telah mengalami berbagai fase perjalanan hingga seperti sekarang.
Perjalanan Pendidikan Nasional saya rangkum dalam mindmap, berikut;
Berdasarkan perjalanan pendidikan nasional, pengetahuan dan pengalaman baru yang saya peroleh dalam Perjalanan Pendidikan Nasional adalah kondisi pendidikan di Indonesia terus berkembang untuk mencari jati diri pendidikan yang cocok untuk diterapkan oleh generasi bangsa ini dengan tetap tidak mengabaikan sebuah transformasi yang disebabkan dari perkembangan zaman hingga saat ini pemerintah terus berupaya agar memberikan sistem pendidikan yang terstruktur sehingga dapat membangun pondasi pendidikan yang kokoh dibangsa ini, dapat kita lihat kebelakang sudah sejauh apa kurikulum pendidikan kita berubah dan terus bertransformasi dari kurikulum pada jaman kolonial, kurikulum awal kemerdekaan, ktsp, K-13 hingga kurikulum merdeka yang saat ini kita pakai di setiap satuan pendidikan. transformasi tersebut bertujuan agar memberikan kebebasan bagi generasi bangsa ini untuk bisa membangun pengetahuannya dari kapasitas dirinya, sehingga tidak ada lagi unsur paksaan kepada peserta didik untuk terus menerima pengetahuan dari satu arah (guru) saja.
Oleh sebab itu, pendidikan indonesia berhasil berubah untuk memfasilitasi segala pengetahuan dan kapasitas peserta didik, bahkan pemerintah tidak luput untuk mengembangkan perkembangan dari segi tingkah laku manusia dengan adanya proses pembelajaran yang berbasis profil pancasila. sehingga 6 aspek yang terdapat pada profil pancasila diharapkan dapat menjadikan generasi-generasi yang merupakan hasil produk dari sistem pendidikan saat ini dapat berkembang pengetahuan, sikap, dan keterampilannya secara seimbang. perkembangan pendidikan yang semakin proses pembelajaran pada paradigma baru yang berpusat pada peserta didik, untuk mencapai tujuan pembelajaran, proses pembelajaran dan proses asemen sangat dibutuhkan karakteristik profil pelajar pancasila.
Pendidikan indonesia sudah selangkah lebih maju dibandingkan pendidikan di zaman dulu. Pendidikan di Indonesia saat ini menjadikan peserta didik sebagai pusat dalam proses pelaksanaannya. Pelaksanaan pembelajarannya pun dapat dilakukan dalam berbagai cara, di antara luring, daring, maupun blended sehingga tidak terbatas oleh jarak dan waktu lagi seperti zaman dulu. Pendidikan di Indonesia saat ini juga sudah memanfaatkan teknologi atau biasanya di sebut dengan era digital. Dengan teknologi yang sudah ada setiap peserta didik dapat mengakses informasi dan ilmu dimana saja dan kapan saja. Namun yang masih kurang menurut saya adalah terjadinya kesenjangan dalam proses pelaksanaannya. Kesenjangan ini terjadi karena terbatasnya sarana dan prasarana di sekolah, baik dari sumber daya manusianya maupun dari fasilitas nya.
Sebagai calon seorang guru yang profesional, maka saya ingin ikut berperan didalam sekolah dan di kelas, sejalan dengan semboyan Ki Hadja Dewantara; Ing Ngarso Sung Tulodo artinya nmenjadi seorang pemimpin harus mampu memberikan suri tauladan. Ing Madyo Mbangun Karso, artinya seseorang ditengah kesibukannya harus juga mampu membangkitkan atau menggugah semangat. Tut Wuri Handayani, seseorang harus memberikan dorongan moral dan semangat kerja dari belakang dengan cara;
- · Menuntun peserta didik untuk memperoleh kodratnya untuk hidup dan tumbuh
- · Menuntun potensi murid yang bertujuan agar peserta didik semakin baik adabnya dan untuk mendapatkan kecerdasan yang luas
- · Membangun dan menjaga suasana lingkungan yang kondusif, agar setiap peserta didik dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan kodratnya
- · Memerhatikan konteks zaman juga salah satu hal yang penting bagi saya, agar saya dapat mengetahui kebutuhan seperti apa yang dibutuhkan peserta didik tersebut dan bagaimana saya memutuskan solusi terhadap masalah dan kendala yang dihadapi selama proses belajar
- · Menyediakan dan siap memenuhi apa yang dibutuhkan peserta didik
- · Menuntun dan mendidik keterampilan berpikir peserta didik
- · Mengembangkan kecerdasan batin
- · Membuat praktik kerjasama, empati, menghargai sesama dan berkontribusi sosial kepada sesama.
Untuk mewujudkan Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian berlandaskan gotong royong melalui terciptanya Profil Pelajar Pancasila (3P) yang beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia, berkebinekaan global, bergotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif.”
Komentar
Posting Komentar