PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI
Nama : Shanty Stevania Pangaribuan
No Peserta : 7000026216
Mahasiswa Pendidikan Profesi Guru
(PPG) Gelombbang 2 Tahun 2022
1.
Pembelajaran berdiferensiasi adalah Guru memfasilitasi murid sesuai dengan
kebutuhannya karena setiap murid mempunyai karakteristik yang berbeda-beda,
sehingga tidak bisa diberi perlakuan yang sama. Dengan menerapkan pembelajaran
berdiferensiasi, guru memfasilitasi murid sesuai dengan kebutuhannya. Hal itu
penting dilakukan guru karena setiap murid mempunyai karakteristik yang
berbeda-beda, sehingga tidak bisa diberi perlakuan yang sama.
2. Contoh keragaman anak dikelas
Setiap
siswa memiliki karakteristik atau keunikannya masing-masing, sehingga guru
tidak dapat memaksakan kehendak siswa. Oleh karena itu, perlu suatu pembelajaran
yang bermakna untuk mengakomodasi karakteristik setiap siswa sehingga setiap
siswa dapat menerima materi pembelajaran dengan baik. Menurut Vygotsky agar
pembelajaran bermakna, perlu dirancang dan dikembangkan berpijak pada kondisi
siswa sebagai subjek belajar serta komunitas sosial-kultural dimana siswa
berada (C. Asri Budiningsih, 2017:7). Karakteristik siswa yang dapat
diidentifikasi sebagai faktor yang amat berpengaruh terhadap proses dan hasil
belajar adalah kecerdasan, kemampuan awal, gaya kognitif, gaya belajar,
motivasi, dan faktor sosial-budaya. (Gardner, 1993; Amstrong, 1994 dalam C.
Asri Budiningsih, 2017:10).
Kebergaman
siswa didalam kelas sangat beragam, mulai dari perbedaan individual secara
fisik, status sosial keluarga, suku, budaya, perbedaan kepribadian seperti,
watak, minat, sikap yang berbeda-beda dengan teman-teman yang lain. Siswa juga
memiliki bakat, motivasi dan kesiapan belajar yang berbeda-beda.
Sunarto
dan Agung Hartono (2008: 10) juga mengkategorikan perbedaan individual ke dalam
bidang-bidang sebagai berikut: 1) Perbedaan fisik: usia, tingkat dan berat
badan, jenis kelamin, pendengaran, penglihatan, dan kemampuan bertindak; 2)
Perbedaan sosial termasuk status ekonomi, agama, hubungan keluarga, dan suku;
3) Perbedaan kepribadian termasuk watak, motif, minat, dan sikap; 4) Perbedaan
intelegensi dan kemampuan dasar; dan 5) Perbedaan kecakapan atau kepandaian di
sekolah. Disisi lain, menurut pendapat Lindgren dalam Nini Subini (2012:26-27)
menyatakan bahwa jenis-jenis perbedaan individual yang terdapat pada diri
individu dapat dibedakan sebagai berikut: 1) Perbedaan Latar Belakang; 2)
Perbedaan Kognitif; 3) Perbedaan Kecakapan Bahasa; 4) Perbedaan Kecakapan
Motorik; 5) Perbedaan Bakat; 6) Perbedaan Kesiapan Belajar
Menurut
Adi W Gunawan dalam buku Born to be
genius gaya belajar dibagi menjadi 5 yaitu visual atau dengan penglihatan,
auditori atau dengan pendengaran, kinestetik atau dengan pendengaran, olfactori
atau dengan penciuman, dan gustatory atau dengan pengecapan. Idelnya dalam
pembelajaran kita dapat menggunakan kelima gaya belajar tersebut. Dari kelima
gaya belajar tersebut ada tiga gaya belajar yang dominan yaitu visual, auditori
dan kinestetik.
1. Visual. Belajar melalui melihat
sesuatu. Kita suka melihat gambar atau diagram. Kita suka pertunjukkan,
peragaan atau menyaksikan video.
2. Auditori. Belajar melalui mendengar
sesuatu. Kita suka mendengarkan kaset audio, ceramah-kuliah, diskusi, debat dan
instruksi (perintah) verbal.
3. Kinestetik. Belajar melalui aktivitas
fisik dan keterlibatan langsung. Kita suka ”menangani”, bergerak, menyentuh dan
merasakan/mengalami sendiri.
Adapun
ciri-ciri perilaku individu dengan karakteristik gaya belajar seperti
disebutkan diatas, menurut DePorter & Hernacki, adalah sebagai berikut:
1. Gaya Belajar Visual (Visual learners)
Individu yang memiliki kemampuan belajar visual yang baik ditandai dengan
ciri-ciri perilaku sebagai berikut: a) rapi dan teratur, b)berbicara dengan
cepat, c) mampu membuat rencana dan mengatur jangka panjang dengan baik, d) teliti
dan rinci, e) mementingkan penampilan, f) lebih mudah mengingat apa yang
dilihat daripada apa yang didengar, g) mengingat sesuatu berdasarkan asosiasi
visual, h) memiliki kemampuan mengeja huruf dengan sangat baik, i) biasanya
tidak mudah terganggu oleh keributan atau suara berisik ketika sedang belajar,
j) sulit menerima instruksi verbal (oleh karena itu seringkali ia minta
instruksi secara tertulis), k) merupakan pembaca yang cepat dan tekun, l) lebih
suka membaca daripada dibacakan, m) dalam memberikan respon terhadap segala
sesuatu, ia selalu bersikap waspada,
2. Gaya Belajar Auditorial (Auditory
Learners) Individu yang memiliki kemampuan belajar auditorial yang baik
ditandai dengan ciri-ciri perilaku sebagai berikut: a)sering berbicara sendiri
ketika sedang bekerja (belajar), b) mudah terganggu oleh keributan atau suara
berisik, c) menggerakan bibir dan mengucapkan tulisan di buku ketika membaca,
d) lebih senang mendengarkan (dibacakan) daripada membaca, e) jika membaca maka
lebih senang membaca dengan suara keras, f) dapat mengulangi atau menirukan
nada, irama dan warna suara, g) mengalami kesulitan untuk menuliskan sesuatu,
tetapi sangat pandai dalam bercerita, h) berbicara dalam irama yang terpola
dengan baik, i) berbicara dengan sangat fasih, j) lebih menyukai seni musik
dibandingkan seni yang lainnya, k) belajar dengan mendengarkan dan mengingat
apa yang didiskusikan daripada apa yang dilihat,
3. Gaya Belajar Kinestetik (Tactual
Learners) Individu yang memiliki kemampuan belajar kinestetik yang baik ditandai
dengan ciri-ciri perilaku sebagai berikut: a) berbicara dengan perlahan, b)
menanggapi perhatian fisik, c) menyentuh orang lain untuk mendapatkan perhatian
mereka, d) berdiri dekat ketika sedang berbicara dengan orang lain, e) banyak
gerak fisik, f) memiliki perkembangan awal otot-otot yang besar, g)belajar
melalui praktek langsung atau manipulasi, h) menghafalkan sesuatu dengan cara
berjalan atau melihat langsung, i) menggunakan jari untuk menunjuk kata yang
dibaca ketika sedang membaca, j) banyak menggunakan bahasa tubuh (non verbal),
k) tidak dapat duduk diam di suatu tempat untuk waktu yang lama, l) sulit
membaca peta kecuali ia memang pernah ke tempat tersebut, m) menggunakan
kata-kata yang mengandung aksi, n) pada umumnya tulisannya jelek, o) menyukai
kegiatan atau permainan yang menyibukkan (secara fisik), p) ingin melakukan
segala sesuatu
Honey dan Mumford
membagi gaya belajar menjadi 4 yaitu gaya belajar aktifis, reflektor, teoris
dan pragmatis. Karakteristik dan kecenderungan untuk masing-masing gaya belajar
adalah sebagai berikut:
1) Aktifis: Kecenderungan gaya belajar
individu dengan penekanan pada melakukan sesuatu. Individu dengan tipe ini
cenderung terbuka, menyukai tantangan baru dan menikmati kejadianyang dialami.
2) Reflektor: Kecenderungan gaya belajar
individu dengan penekanan pada pentingnya memandang sesuatu dari banyak sisi.
Individu dengan kecenderungan belajar ini terkesan berhatihati dalam mengambil
kesimpulandan bekerjadengan perencanaandanpemikiranyang matang.
3) Teoris: Kecenderungan gaya belajar
individu dengan penekanan pada pemikiran yang sitematis dan logis. Individu
dengan kecenderungan gaya belajar ini menyukai analisis dan penarikan
kesimpulan.
4) Pragmatis: Kecenderungan gaya belajar
inidividu dengan penekanan pada hal-hal praktis. Individu dengan kecenderungan
gaya belajar ini tertarik untuk menemukan ideide praktis untuk menyelesaikan masalah.
Ada individu yang
sesuai dengan gaya belajar tertentu dan ada individu yang tidak sesuai dengan
gaya belajar tersebut. Ada dua faktor yang mempengaruhi terjadinya perbedaan
individu, yakni faktor warisan keturunan dan faktor pengaruh lingkungan,antara
kedua faktor ini terjadi saling mempengaruhi.
Menurut Gardner,
manusia mempunyai 7 kecerdasan yaitu: linguistik, logika/matematika,
interpersonal, intrapersonal, musik, spasial, dan kinestetik. Teori kecerdasan
ganda ini mewakili definisi sifat manusia, dari perspektif kognitif, yaitu
bagaimana kita melihat, bagaimana kita menyadari hal.
Dalam
menerapkan pembelajaran berdiferensiasi guru perlu memikirkan tindakan masuk
akal yang nantinya akan diambil. Penerapan pembelajaran berdiferensiasi akan
memberikan dampak bagi sekolah, kelas, dan terutama kepada murid. Setiap murid
memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Sehingga tidak semua murid bisa
diperlakukan sama. Jika tidak memberikan pelayanan sesuai dengan kebutuhan
murid maka hal tersebut dapat menghambat murid untuk bisa maju dan berkembang
belajarnya.
Komentar
Posting Komentar