PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI

 

Nama           : Shanty Stevania Pangaribuan

No Peserta   : 7000026216

Mahasiswa Pendidikan Profesi Guru (PPG) Gelombbang 2 Tahun 2022

1. Pembelajaran berdiferensiasi adalah Guru memfasilitasi murid sesuai dengan kebutuhannya karena setiap murid mempunyai karakteristik yang berbeda-beda, sehingga tidak bisa diberi perlakuan yang sama. Dengan menerapkan pembelajaran berdiferensiasi, guru memfasilitasi murid sesuai dengan kebutuhannya. Hal itu penting dilakukan guru karena setiap murid mempunyai karakteristik yang berbeda-beda, sehingga tidak bisa diberi perlakuan yang sama.

2. Contoh keragaman anak dikelas


Sumber Gambar: https://www.istockphoto.com/id/vektor/kartun-siswa-di-kelas-mendengarkan-guru-gm148984577-20923550 

Setiap siswa memiliki karakteristik atau keunikannya masing-masing, sehingga guru tidak dapat memaksakan kehendak siswa. Oleh karena itu, perlu suatu pembelajaran yang bermakna untuk mengakomodasi karakteristik setiap siswa sehingga setiap siswa dapat menerima materi pembelajaran dengan baik. Menurut Vygotsky agar pembelajaran bermakna, perlu dirancang dan dikembangkan berpijak pada kondisi siswa sebagai subjek belajar serta komunitas sosial-kultural dimana siswa berada (C. Asri Budiningsih, 2017:7). Karakteristik siswa yang dapat diidentifikasi sebagai faktor yang amat berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar adalah kecerdasan, kemampuan awal, gaya kognitif, gaya belajar, motivasi, dan faktor sosial-budaya. (Gardner, 1993; Amstrong, 1994 dalam C. Asri Budiningsih, 2017:10).

Kebergaman siswa didalam kelas sangat beragam, mulai dari perbedaan individual secara fisik, status sosial keluarga, suku, budaya, perbedaan kepribadian seperti, watak, minat, sikap yang berbeda-beda dengan teman-teman yang lain. Siswa juga memiliki bakat, motivasi dan kesiapan belajar yang berbeda-beda.

Sunarto dan Agung Hartono (2008: 10) juga mengkategorikan perbedaan individual ke dalam bidang-bidang sebagai berikut: 1) Perbedaan fisik: usia, tingkat dan berat badan, jenis kelamin, pendengaran, penglihatan, dan kemampuan bertindak; 2) Perbedaan sosial termasuk status ekonomi, agama, hubungan keluarga, dan suku; 3) Perbedaan kepribadian termasuk watak, motif, minat, dan sikap; 4) Perbedaan intelegensi dan kemampuan dasar; dan 5) Perbedaan kecakapan atau kepandaian di sekolah. Disisi lain, menurut pendapat Lindgren dalam Nini Subini (2012:26-27) menyatakan bahwa jenis-jenis perbedaan individual yang terdapat pada diri individu dapat dibedakan sebagai berikut: 1) Perbedaan Latar Belakang; 2) Perbedaan Kognitif; 3) Perbedaan Kecakapan Bahasa; 4) Perbedaan Kecakapan Motorik; 5) Perbedaan Bakat; 6) Perbedaan Kesiapan Belajar

Menurut Adi W Gunawan dalam buku Born to be genius gaya belajar dibagi menjadi 5 yaitu visual atau dengan penglihatan, auditori atau dengan pendengaran, kinestetik atau dengan pendengaran, olfactori atau dengan penciuman, dan gustatory atau dengan pengecapan. Idelnya dalam pembelajaran kita dapat menggunakan kelima gaya belajar tersebut. Dari kelima gaya belajar tersebut ada tiga gaya belajar yang dominan yaitu visual, auditori dan kinestetik.

1. Visual. Belajar melalui melihat sesuatu. Kita suka melihat gambar atau diagram. Kita suka pertunjukkan, peragaan atau menyaksikan video.

2. Auditori. Belajar melalui mendengar sesuatu. Kita suka mendengarkan kaset audio, ceramah-kuliah, diskusi, debat dan instruksi (perintah) verbal.

3. Kinestetik. Belajar melalui aktivitas fisik dan keterlibatan langsung. Kita suka ”menangani”, bergerak, menyentuh dan merasakan/mengalami sendiri.

Adapun ciri-ciri perilaku individu dengan karakteristik gaya belajar seperti disebutkan diatas, menurut DePorter & Hernacki, adalah sebagai berikut:

1. Gaya Belajar Visual (Visual learners) Individu yang memiliki kemampuan belajar visual yang baik ditandai dengan ciri-ciri perilaku sebagai berikut: a) rapi dan teratur, b)berbicara dengan cepat, c) mampu membuat rencana dan mengatur jangka panjang dengan baik, d) teliti dan rinci, e) mementingkan penampilan, f) lebih mudah mengingat apa yang dilihat daripada apa yang didengar, g) mengingat sesuatu berdasarkan asosiasi visual, h) memiliki kemampuan mengeja huruf dengan sangat baik, i) biasanya tidak mudah terganggu oleh keributan atau suara berisik ketika sedang belajar, j) sulit menerima instruksi verbal (oleh karena itu seringkali ia minta instruksi secara tertulis), k) merupakan pembaca yang cepat dan tekun, l) lebih suka membaca daripada dibacakan, m) dalam memberikan respon terhadap segala sesuatu, ia selalu bersikap waspada,

2. Gaya Belajar Auditorial (Auditory Learners) Individu yang memiliki kemampuan belajar auditorial yang baik ditandai dengan ciri-ciri perilaku sebagai berikut: a)sering berbicara sendiri ketika sedang bekerja (belajar), b) mudah terganggu oleh keributan atau suara berisik, c) menggerakan bibir dan mengucapkan tulisan di buku ketika membaca, d) lebih senang mendengarkan (dibacakan) daripada membaca, e) jika membaca maka lebih senang membaca dengan suara keras, f) dapat mengulangi atau menirukan nada, irama dan warna suara, g) mengalami kesulitan untuk menuliskan sesuatu, tetapi sangat pandai dalam bercerita, h) berbicara dalam irama yang terpola dengan baik, i) berbicara dengan sangat fasih, j) lebih menyukai seni musik dibandingkan seni yang lainnya, k) belajar dengan mendengarkan dan mengingat apa yang didiskusikan daripada apa yang dilihat,

3. Gaya Belajar Kinestetik (Tactual Learners) Individu yang memiliki kemampuan belajar kinestetik yang baik ditandai dengan ciri-ciri perilaku sebagai berikut: a) berbicara dengan perlahan, b) menanggapi perhatian fisik, c) menyentuh orang lain untuk mendapatkan perhatian mereka, d) berdiri dekat ketika sedang berbicara dengan orang lain, e) banyak gerak fisik, f) memiliki perkembangan awal otot-otot yang besar, g)belajar melalui praktek langsung atau manipulasi, h) menghafalkan sesuatu dengan cara berjalan atau melihat langsung, i) menggunakan jari untuk menunjuk kata yang dibaca ketika sedang membaca, j) banyak menggunakan bahasa tubuh (non verbal), k) tidak dapat duduk diam di suatu tempat untuk waktu yang lama, l) sulit membaca peta kecuali ia memang pernah ke tempat tersebut, m) menggunakan kata-kata yang mengandung aksi, n) pada umumnya tulisannya jelek, o) menyukai kegiatan atau permainan yang menyibukkan (secara fisik), p) ingin melakukan segala sesuatu

Honey dan Mumford membagi gaya belajar menjadi 4 yaitu gaya belajar aktifis, reflektor, teoris dan pragmatis. Karakteristik dan kecenderungan untuk masing-masing gaya belajar adalah sebagai berikut:

1) Aktifis: Kecenderungan gaya belajar individu dengan penekanan pada melakukan sesuatu. Individu dengan tipe ini cenderung terbuka, menyukai tantangan baru dan menikmati kejadianyang dialami.

2) Reflektor: Kecenderungan gaya belajar individu dengan penekanan pada pentingnya memandang sesuatu dari banyak sisi. Individu dengan kecenderungan belajar ini terkesan berhatihati dalam mengambil kesimpulandan bekerjadengan perencanaandanpemikiranyang matang.

3) Teoris: Kecenderungan gaya belajar individu dengan penekanan pada pemikiran yang sitematis dan logis. Individu dengan kecenderungan gaya belajar ini menyukai analisis dan penarikan kesimpulan.

4) Pragmatis: Kecenderungan gaya belajar inidividu dengan penekanan pada hal-hal praktis. Individu dengan kecenderungan gaya belajar ini tertarik untuk menemukan ideide praktis untuk menyelesaikan masalah.

Ada individu yang sesuai dengan gaya belajar tertentu dan ada individu yang tidak sesuai dengan gaya belajar tersebut. Ada dua faktor yang mempengaruhi terjadinya perbedaan individu, yakni faktor warisan keturunan dan faktor pengaruh lingkungan,antara kedua faktor ini terjadi saling mempengaruhi.

Menurut Gardner, manusia mempunyai 7 kecerdasan yaitu: linguistik, logika/matematika, interpersonal, intrapersonal, musik, spasial, dan kinestetik. Teori kecerdasan ganda ini mewakili definisi sifat manusia, dari perspektif kognitif, yaitu bagaimana kita melihat, bagaimana kita menyadari hal.

Dalam menerapkan pembelajaran berdiferensiasi guru perlu memikirkan tindakan masuk akal yang nantinya akan diambil. Penerapan pembelajaran berdiferensiasi akan memberikan dampak bagi sekolah, kelas, dan terutama kepada murid. Setiap murid memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Sehingga tidak semua murid bisa diperlakukan sama. Jika tidak memberikan pelayanan sesuai dengan kebutuhan murid maka hal tersebut dapat menghambat murid untuk bisa maju dan berkembang belajarnya.

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Relevansi Perjalanan Pendidikan Nasional

Refleksi Pemikiran-Pemikiran Ki Hadjar Dewantara: