BEDEBAH


Pematangsiantar, 27 Maret 2020

Manusia yang kehilangan Jati dirinya karena menyapa mesra manusia-manusia bedebah.
Tidak ada lagi senyum di pipinya
Dunianya semakin kritis
Terselip tangisnya dikala ceritanya menyapa
Tidak ada lagi.. Panasnya hati tak sempat berkata.

Sahabatku, seorang perempuan yang dulu periang, percaya diri, dan senang melakukan hal-hal konyol.
Hari ini, ku terima telfon darinya.. memberi kabar yang sangat menyakitkan. Bahwa ibunya masuk rumah sakit dan harus dirawat. Aku berlari bergegas untuk berangkat menemui dia dan ibunya. Aku masuk keruangan dimana ibunya dirawat dan ku tatap matanya hampa melihatku dengan senyum kecut menghiasi bibir indahnya.

Ku peluk erat tubuhnya yang gemetar saat aku diri dihadapannya, matanya berkaca-kaca.
“Tenanglah” bisikku ditelinganya.
...
Aku meletakkan buah yang aku bawa diatas meja dalam ruangan itu.
Sontak aku kaget saat baru saja meletakkan buah diatas meja, dia menarik tanganku dan membawaku ke taman rumah sakit.
“Ada apa ?, kenapa terlalu terburu-buru?” Tanya ku
Dia menatap mataku dalam dan mengucapkan “Terimakasih”
“Terimakasih untuk apa?” kataku penuh kebingungan
“Terimakasih karena selalu ada bersamaku, sangat berat aku tanpamu..” Dia mulai bercerita dengan nada terpatah-patah
“Banyak yang sudah aku lalui dalam 2 Tahun yang sangat berat ini, aku merasa diri ku tak lagi bernyawa. Semua hilang, semua sirna. Aku ingin seperti dirimu, orang yang kuat, tenang dalam situasi apapun. Tapi kenapa aku tidak bisa ?. Mereka berhasil membunuhku.” Tangisnya pecah saat itu
“Bagaimana mungkin mereka berhasil membunuhmu!” Kataku sambil memegang erat tangannya.
“Mereka semua menyudutkan aku, mereka semua mengeluarkan kata-kata yang sangat melukai hatiku, mereka bilang aku sangat bodoh, mereka bilang aku tak pantas, semua orang mentapku sangat hina.. Ya Allah…. Aku bahkan sampai tidak bisa bernapas” sambil menyeka hidungnya
“Aku tidak tau lagi harus bagaimana sekarang, aku benar-benar ditolak dibumi yang aku pijak sendiri. Aku hancur. Benar-benar hancur.”
“Hebat sekali mereka mampu membunuhmu, ternyata ini yang menyebabkan karier mu terhambat!, kamu akan semakin sukar menemukan cahaya, kebahagiaanmu menjadi semu. Walau harus diolok orang, walau darah harus menggenang. Jangan biarkan Mimpimu menyatu dalam gugusan badai dan jemarimu merangkul harapan kosong yang tak sempat tercapai. Bangkitlah!!! Kutuk gelapmu menjadi terang. Jadikan semua pengalaman beharga buat hidupmu kedepannya. Bangkit sahabat!!!, kamu akan dewasa karena semua proses yang telah kau lalui. Kamu tidak perlu memikirkan harus bagaimana dan bagaimana. Kamu hanya perlu menjadi dirimu sendiri untuk melakukan semuanya, tidak perlu ambil hati untuk semua ucapan-ucapan orang bedebah yang tidak bertanggungjawab.. Kamu perlu kuat, kamu perlu bangkit, kamu perlu berdoa dan berserah kepada Allahmu, silahkan sujud dihadapan-Nya minta kekuatan untuk kamu dapat mampu melewatinya. Jangan sedih lagi, nyawa mu tidak hilang, pribadimu akan kembali.” Ku hapus air matanya dengan lembut sembari ku peluk hangat dirinya.
***
Begitu pula denganku, Senang bisa menjadi tempatmu berbagi J.
Dapat pula aku belajar dari kisah mu wahai sahabatku, ternyata terlalu mendengarkan semua perkataan oranglain bisa membahayakan diri kita sendiri. Terkadang, kita sendiri harus pandai memilah mana perkataan yang dapat kita terima dengan baik dan mana perkataan yang dapat kita terima secara dewasa.
Setiap orang yang hadir dalam hidup kita. Masing-masing memberikan pelajaran yang sangat berharga.
*Memperbaiki ucapan kepada semua orang, walaupun hanya sebuah gurauan semata, karena kita tidak mengetahui bagaimana kondisi hatinya saat dia mendengar ucapan kita. Lagi-lagi tentang sebuah kemungkinan. Bahwa hatinya sedang tidak stabil sehingga ucapan kita yang hanya sebuah gurauan itu dapat membunuh pribadinya.*
#BeHappy
#KeepYourWord
#ThinkBeforeYouSay
#TintaWarna-warni

Withlove,
StevaniaP


Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Relevansi Perjalanan Pendidikan Nasional

PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI

STRONG.